Kamis, 16 Januari 2014

Cara mudah budidaya cacing sutra

Cara mudah budidaya cacing sutra – Cacing sutra memiliki nama latin tubifex sp. di Indonesia cacing sutra dikenal dengan nama cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Salah satu pakan yang menjadi kebutuhan bagi kegiatan budidaya adalah pakan alami. Ada berbagai macam pakan alami yang menjadi perhatian para akuakulturis, seperti fitoplankton, zooplankton, cacing, dan maggot. Berikut dari klasifikasi cacing sutra :

Syarat Hidup Cacing Sutra

Cacing ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil serta ramping dengan panjangnya 1-2 cm, sepintas tampak seperti koloni merah yang melambai-lambai karena warna tubuhnya kemerah-merahan, sehingga sering juga disebut dengan cacing rambut. Cacing sutera hidup diperairan tawar yang jernih dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bagian-bagian organik yang telah terurai dan mengendap di dasar perairan tersebut (Djarijah 1996).

Berkembangbiak dengan bertelur, proses peneluran terjadi di dalam kokon yaitu suatu segmen yang berbentuk bulat telur yang terdiri dari kelenjaar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Setelah beberapa hari embrio dari cacing ini akan keluar dari kokon. Cacing sutera ini mulai berkembangbiak setelah 7-11 hari

Cara mudah budidaya cacing sutra
 Induk yang dapat menghasilkan kokon dan mengeluarkan telur yang menetas menjadi tubifex mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk proses perkembangbiakan telur di dalam kokon sampai menetas menjadi embrio tubifex membutuhkan waktu sekitar 10-12 hari. Manfaat Cacing sutra

Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.

BUDIDAYA CACING SUTRA (Tubifex sp) DENGAN MEDIA NAMPAN
Salah satu diantara banyak pakan alami adalah cacing sutra atau juga dikenal dengan cacing rambut. Cacing sutra ini menjadi favorit bagi semua benih ikan yang sudah bisa memakan pakan alami. Selain itu juga bisa bertahan lama hidup di air dan nilai gizi yang ada pada cacing ini cukup baik untuk pertumbuhan ikan. Pengembangan pakan alami cacing sutra masih tergolong tradisional.
Budidaya Dengan Tray/Nampan Plastik
Budidaya cacing sutra dengan Tray/Nampan terhitung baru dilakukan. Sistem budidaya dengan menggunakan nampan ini baru ditemukan beberapa waktu yang lalu oleh pembudidaya cacing sutra, Bapak Agus Tiyoso. Budidaya Cacing Sutra Dengan Media Nampan
Sistem ini pada dasarnya mengolah dan menggunakan kembali air yang sudah dipakai pada proses budidaya udang. Pada sistem budidaya cacing sutra dengan menggunakan nampan/tray ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
Air yang sudah melewati susunan media pada nampan/tray ditampung dengan wadah yang ada dibagian bawah rak untuk kemudian dialirkan kembali ke media yang paling atas dengan menggunakan pompa air/dab.
Probiotik dan obat-obatan yang dicampur pada media tumbuh/substrat budidaya cacing sutra yang ikut terbawa arus air tidak terbuang dengan percuma ke perairan luar.  Budidaya cacing sutra dengan sistem ini tidak membutuhkan lahan yang luas, karena medianya disusun ke atas secar vertikal yang cenderung bisa juga dilahan yang sempit seperti disela-sela sekatan rumah ataupun tempat lainnya.

Budidaya Cacing Sutra Dari Limbah Kolam Lele
Ada satu cara unik dan menarik dalam budidaya cacing sutra yaitu dengan memanfaatkan limbah organik dari kolam lele konsumsi.
Ia telah berhasil melakukan budidaya cacing sutra dari limbah organik ikan lele peliharaannya. Cacing yang ada terus dipelihara dan dibudidayakan sampai saat ini.
Lumpur Organik dari Limbah Kolam lele bisa juga untuk media budidaya Cacing sutra dengan Nampan
1. Persiapan Kolam Untuk Budidaya Cacing Sutra
Kolam yang kurang produktif (tidak dipakai untuk budidaya lele) di areal usaha pembesaran ikan lele dapat diperuntukan untuk budidaya cacing sutera dengan luas 60 – 100 m2 (disesuaikan dengan areal yang ada). Air limbah kolam pembesaran lele diaduk-aduk untuk selanjutnya dimasukkan dengan pompa (dengan menyedot) ke kolam budidaya cacing sutera.
2. Pengendapan Air
3. Perawatan Cacing Sutra
Selama masa pemeliharaan cacing sutra , air di usahakan tetap mengalir kecil dengan ketinggian air pada 5-10 cm. Setelah 10 hari biasanya bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur dalam kolam. Ulangi lagi proses penambahan air buangan panen ikan lele ke dalam kolam budidaya cacing sutra maka setelah 2-3 bulan cacing mulai dapat dipanen.
Proses Panen Cacing Sutra
Cacing sutra akan tumbuh setelah 2 minggu biang cacing sutera ditebar atau > 2 bulan apabila tanpa penebaran biang cacing sutera. Panen pertama dapat dilakukan setelah cacing berumur > 75 hari. Ciri kolam budidaya cacing sutra yang siap untuk di panen adalah apabila lumpur sebagai media pemeliharaan terasa kental bila dipegang.

Cacing yang terangkat masih bercampur lumpur, selanjutnya dimasukkan dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1(satu) cm diatas media lumpur. Cacing tersebut dimasukkan dalam bak pemberokan selama 10-12 jam. Cacing siap di berikan kepada benih ikan ataupun dijual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar