Senin, 13 Januari 2014

Pembenihan ikan Nila merah Secara Alami

Pembenihan ikan Nila merah Secara Alami di  dilakukan pada kolam tanah dan bak semen atau bak beton.

Pembenihan ikan nila merah  dilakukan secara alami, pada sistem ini ikan yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu induknya baik jantan mapun betina dan dipilih induk yang betul-betul telah matang gonad/kelamin sehingga telur dan larva yang dihasilkan nantinya adalah yang terbaik dan berkualitas.

Tahap awal yang dilakukan pada kegiatan pembenihan ikan Nila merah secara alami di kolam adalah persiapan wadah yang meliputi : Pengangkatan lumpur, perbaikan pematang, perbaikan pintu air, pengeringan, Pemberantasan hama dan penyakit, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan penebaran. Setelah induk ikan ditebar selanjutnya kegiatan pemeliharaan yang meliputi : Pemberian pakan, pengontrolan kualitas air, pergantian air, sampling dan panen. Pada kegiatan panen yang harus diperhatikan adalah ukuran larva atau benih yang akan dipanen dan sebelumnya harus dilakukan greeding (memisahkan larva hasil panen berdasarkan ukurannya / Panjang dan beratnya).

Pengontrolan keadaan induk ikan dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan nantinya harus selalu dilakukan, terutama terhadap nafsu makan ikan. Nafsu makan ikan yang menurun menunjukkan kualitas air kolam sudah menurun sehingga kolam harus dikuras. Pengurasan kolam diawali dengan membuka lubang pengeluaran air, lalu memasukkan air dengan aliran deras sehingga kotoran dalam kolam terbuang. Setelah itu, pintu pembuangan air ditutup kembali dan air dibiarkan penuh seperti semula. Pengurasan air dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan harus dilakukan dengan hati-hati agar induk ikan yang ada dalam kolam tidak mengalami stress sehingga pemijahan akan terhambat dan tidak maksimal.

    Pembahasan

B.1. Macam Kolam
Ada dua jenis kolam yang perlu disiapkan pada kegiatan pembenihan ikan nila secara alami, yaitu :

    Kolam pemeliharaan induk

Kolam pemeliharaan induk merupakan wadah untuk memelihara calon induk atau induk yang sudah dipijahkan atau menjelang akan dipijahkan. Selain itu, kolam ini juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk pematangan gonad.

Ikan nila merupakan jenis ikan yang sangat mudah untuk berkembang biak. Namun untuk mendapatkan benih dalam jumlah banyak dan berkualitas baik, perlu adanya pengelolaan induk secara tepat. Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya pemijahan yang tidak diinginkan atau pemijahan liar, maka kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus dipisahkan.

Kolam pemeliharaan induk tidak terlalu luas sehingga pada saat pengambilan induk kita tidak mengalami kesulitan dan pengeringan kolam juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Luas kolam pemeliharaan induk yang ideal adalah 200 – 300 m2 dengan bentuk kolam persegi panjang.

Sistem pengaliran air pada kolam pemeliharaan induk adalah paralel ataupun seri. Untuk penempatan induk betina harus lebih tinggi agar air kolam induk jantan tidak masuk kedalam wadah induk betina sehingga induk betina tidak terangsang untuk memijah.

2. Kolam pemijahan
Kolam pemijahan merupakan wadah yang digunakan untuk mempertemukan antara induk jantan dan betina yang sudah matang gonad. Kolam ini tidak berkonstruksi khusus namun ada beberapa bagian kolam yang harus mendapat perhatian yaitu pada bagian dasar kolam dan pematang.

Ikan nila mempunyai kebiasaan berkembang biak dengan cara membuat sarang di dasar kolam dan akan digunakan sebagai tempat pemijahan dan pembuahan telur. Agar telur nantinya tidak terbungkus oleh lumpur olehnya itu diusahakan kolam pemijahan tidak terlalu banyak mengandung lumpur.

Selain kebiasaan memijah di dalam kolam, jenis ikan ini juga mempunyai kebiasaan unik yaitu mengerami telur dalam mulutnya. Telur yang telah menetas akan diasuh oleh induknya pada bagian pinggir kolam dan apabila si larva telah kuat untuk berenang maka larva tersebut akan bergerombol namun, larva tersebut belum kuat untuk menahan aliran air.Agar larva tidak mudah terbawa aliran air, maka air yang masuk ke dalam kolam harus dikurangi serta pematang harus baik dan tidak bocor.

B.2. Persiapan Kolam

Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh petani ikan adalah sulitnya mengendalikan lingkungan hidup ikan atau kondisi tempat pemeliharaan ikan (pembenihan ikan). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi perikanan adalah menyiapkan kolam dengan baik. Beberapa kegiatan dalam persiapan kolam yaitu meliputi : Pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, pembuatan kemalir, pengapuran, pemberantasan hama dan penyakit serta pemupukan. Dari semua kegiatan yang harus dilakukan untuk menyiapkan wadah pemijahan/pembenihan ikan telah kami lakukan secara bersama-sama, kegiatan tersebut adalah :

    Pengeringan

Kegiatan pengeringan ini sangat penting dilakukan karena produktifitas kolam yang sudah lama digunakan biasanya menurun. Tujuan utama pengeringan adalah untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar kolam serta membuang gas-gas beracun. Pengeringan ini pun dapat memudahkan perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam dan pembuatan kemalir.
Pengeringan kolam dapat dilakukan beberapa hari atau tergantung cuaca. Bila musim kemarau, pengeringan kolam dapat dilakukan selama 2 – 5 hari, sementara bila musim hujan pengeringan dapat dilakukan lebih lama terkadang sampai seminggu. Pengeringan sudah dianggap cukup apabila tanah dasar kolam sudah tampak retak-retak.
tanah%20kering.jpg
Gambar 1. Kondisi tanah dasar kolam yang telah dikeringkan

    Perbaikan pematang

Kondisi kolam yang sudah lama digunakan biasanya telah rusak dan banyak bocoran. Untuk itu, bila akan digunakan pada masa pemeliharaan/pembenihan berikutnya maka pematang harus diperbaiki. Karena jika tidak diperbaiki, maka bebagai masalah dapat muncul terutama ketinggian air kolam yang sulit untuk dipertahankan. Akibatnya kesuburan kolam akan cepat menurun. Selain itu kolam yang banyak bocoran dapat menyebabkan benih mudah terbawa arus air.
pematang%20kolam%20pemijahan.jpg

Gambar 2. Perbaikan pematang kolam pemijahan

    Pengolahan tanah dasar

Tanah dasar merupakan bagian yang terpenting pada kolam karena sangat berpengaruh terhadap kondisi kolam dan dapat dijadikan sebagai tempat membuat sarang untuk induk yang sedang dipijahkan. Oleh sebab itu, tanah dasar kolam harus kedap air, strukturnya baik dan hygienis.

Tanah dasar yang kedap air akan mampu menahan air dan tidak porous. Tanah yang bersifat porous akan menyebabkan air merasap ke dalam tanah sehingga ketinggian air kolam sulit dipertahankan. Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses penguraian bahan organik sehingga merangsang tumbuhnya pakan alami. Sementara hygienis berarti tanah harus bebas dari zat/gas beracun seperti amoniak dan belerang.

Untuk memenuhi ketiga persyaratan tersebut, tanah dasar kolam harus diolah dengan cara seluruh bagian tanah dasar harus dicangkul dan dibalik. Untuk kolam yang sudah lama sebaiknya dibajak, akan tetapi tidak boleh terlalu dalam agar unsur hara yang ada pada permukaan tanah harus tetap berada pada lapisan atas.

    Pengendalian hama dan penyakit

Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam kegiatan budidaya ikan khususnya pembenihan ikan nila adalah terjadinya serangan hama dan penyakit yang akan menyebabkan kerugian sangat besar. Olehnya itu perlu diketahui secara dini tentang keberadaan organisme yang dapat mengganggu dan merusak kegiatan pembenihan yang akan atau sedang dilakukan sehingga penanggulangan penyakit ataupun hama dapat dilakukan sedini mungkin.

    Pengapuran

Pengapuran kolam harus selalu diperhatikan, karena biasanya setelah masa pembenihan dan pemeliharaan larva berakhir maka produktifitas kolam juga akan menurun terutama pH dan alkalinitas. Faktor lain yang membuat penurunan produktifitas adalah pada kolam pembenihan itu sendiri telah terdapat bibit penyakit.

Nilai pH merupakan salah satu parameter terpenting pada kualitas air, nilai pH yang baik adalah 7. Bila kolam tidak subur maka perlu diberi kapur, selain untuk menaikkan pH pengapuran juga dapat meningkatkan alkalinitas serta memberantas hama dan penyakit.

Jenis kapur yang dapat digunakan adalah kapur pertanian atau kalsium karbonat dengan dosis tergantung pada nilai pH dan jenis tanah kolam yang digunakan.

    Pemupukan

Dalam kegiatan pembenihan ikan, kesuburan kolam sangat penting. Kolam yang subur ditandai dengan banyaknya mengandung beragam jenis dan ukuran pakan alami dalam jumlah yang banyak. Pakan alami ini sangat penting dan bermanfaat bagi larva setelah telur hasil pemijahan menetas. Adanya pakan alami akan menyebabkan larva dapat hidup dengan baik dan tumbuh dengan cepat.

Gizi pakan alami lebih komplit dan seratnya lebih halus dibanding pakan tambahan. Untuk dapat mendukung pertumbuhan larva hasil dari pembenihan ikan nila maka sebaiknya dalam kolam tersebut harus ditumbuhi pakan alami.

Selain pupuk organik, sebaiknya kolam perlu diberi pupuk an organik. Beberapa jenis pupuk an organik yang dapat digunakan adalah Urea, TSP, NPK dan ZA. Dosis masing-masing pupuk tersebut adalah 25 gr/m2 dan pemberiannya dengan cara disebar merata ke dasar kolam.
pengapuran%20dan%20pemupukan.jpg
Gambar 3. Pengapuran dan pemupukan tanah dasar kolam


B.3. Persiapan Media
Persiapan media meliputi kuantitas dan kualitas air yang harus memenuhi persyaratan teknis antara lain :
a. Kuantitas air harus cukup.
b. Air harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan biologi.
c. Bebas dari pestisida, minyak dan deterjen serta logam berat.
d. Bebas gulma, hewan pemangsa atau pengganggu dan jasad patogen.
e. Kisaran suhu air 25 - 30ºC
f. pH 5,00 – 9,00
g. Oksigen terlarut 4 mg/liter air
h. Karbondioksida maksimum 5 mg/liter air
i. Salinitas 0 – 29 ‰

Ikan sebagai salah satu jenis organisme yang hidup pada suatu perairan, jika manusia melakukan kegiatan budidaya yaitu memproduksi organisme tersebut dalam suatu lingkungan perairan yang terbatas dan terkontrol dengan baik maka manusia harus memahami tentang lingkungan perairan dimana ikan tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak seperti di habitat aslinya. Lingkungan perairan tempat ikan yang dibudidayakan tumbuh dan berkembang biasa disebut dengan media. Media yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan ada beberapa persyaratan-persyaratan agar ikan dapat tumbuh dan berkembang biak pada wadah yang terbatas tersebut.

Sumber air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan antara lain adalah air tanah, air sungai atau air pam. Berdasarkan asalnya sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yaitu air hujan yang mengalami limpasan/berakumulasi dengan sementara ditempat-tempat rendah misalnya : air sungai, waduk, danau dan rawa. Selain itu air permukaan dapat juga didefenisikan sebagai air yang berada disungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi kedalam. Sumber air permukaan tersebut sudah banyak dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah yang saat ini digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diperoleh melalui cara pengeboran air tanah dengan kedalaman tertentu sampai diperoleh titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Parameter kualitas air dari berbagai aspek antara lain adalah aspek fisik, aspek kimia dan aspek biologi. Dari aspek fisik antara lain beberapa parameter fisik dari suatu perairan yang sangat berpengaruh dalam melakukan kegiatan budidaya ikan antara lain adalah kepadatan/berat jenis air, kekentalan/viscosity, tegangan permukaan, suhu air, kecerahan dan kekeruhan air serta salinitas. Pada aspek secara kimia antara lain tentang beberapa parameter kimia yang sangat berpengaruh pada media budidaya ikan antara lain adalah oksigen, karbondioksida, pH, bahan organic dan garam mineral, nitrogen, alkalinitas dan kesadahan. Sedangkan pada aspek secara biologi antara lain parameter tentang kepadatan dan kelimpahan plankton pada suatu wadah budidaya ikan yang sesuai untuk media budidaya ikan. Parameter kualitas air dari aspek fisik, kimia dan biologi dengan menggunakan beberapa peralatan pengukuran kualitas air yang sangat mudah pengoperasionalan alatnya dan tersedia dibeberapa tempat budidaya. Dengan mengetahui nilai parameter kualitas air pada suatu media budidaya maka akan dapat dicegah suatu kejadian yang dapat merugikan bagi organisme air yang dibudidayakan sehingga tidak merugikan manusia. Seperti diketahui bahwa organisme air yang dipelihara dalam suatu wadah budidaya mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan media dimana ikan itu hidup, sehingga jika terjadi fluktuasi terhadap beberapa parameter kualitas air pada suatu lingkungan budidaya segera dilakukan penanganan dengan memberikan perlakuan khusus pada media budidaya.

B.4. Penebaran Induk
Sebelum induk ditebar ke dalam wadah pemijahan terlebih dahulu induk jantan dan betina tersebut harus diseleksi agar hasil pemijahan nantinya akan lebih maksimal dan menghasilkan telur dan larva yang berkualitas.Adapun seleksi induk ikan nila merah adalah sebagai berikut :
ikan%20nila%20merah.jpg

Gambar 4. Induk Ikan Nila merah

B.5. Proses pemijahan
Induk ikan nila merah dapat dipijahkan secara massal, proses pemijahan ikan ini akan berlangsung secara berpasangan setelah setiap induk menemukan pasangan yang cocok menurut tingkat kematangan gonada. Oleh karena itu, pada kegiatan pemijahan ikan nila merah perlu dilakukan seleksi induk agar tingkat keberhasilan pemijahan dapat lebih terjamin. Artinya, jumlah induk yang berpijah dan telur uang dihasilkan lebih banyak dan lebih baik (berkualitas).

Seleksi induk ikan pada pemijahan secara alami dilakukan untuk memperoleh komposisi pasangan yang ideal dan tingkat kematangan gonadanya seimbang sehingga waktu pemijahan dapat berlangsung secara bersamaan. Komposisi pasangan ideal (sex ratio) dapat ditentukan berdasarkan perbandingan jumlah dan keseimbangan berat induk jantan dan betina yang dipijahkan . Sedangkan tingkat kematangan gonada diukur berdasarkan ukuran, warna dan tingkat kelekatan telur dalam kantong ovary. Telur ikan yang telah siap untuk dipijahkan apabila telah berwarna kuning tua, berukuran (diameter) 1,5 mm – 2,5 mm, dan tidak saling melekat satu sama lainnya serta mudah terpisah apabila ditaruh dalam cawan petri.

Pada proses/kegiatan pemijahan ikan nila merah secara alami diawali dengan memasukkan induk yang telah diseleksi ke dalam wadah pemijahan dan diakhiri dengan penengkapan induk setelah pemijahan selesai. Satu demi satu induk dilepas ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan tangan atau alat bantu berupa lembaran kain strimin halus. Pelepasan induk ikan nila merah harus diusahakan tidak menimbulkan gangguan fisik ataupun gangguan non fisik pada induk yang akan dipijahkan.

Selanjutnya induk ikan dibiarkan berenang bebas mengitari kolam sambil mencari pasangan menurut “seleranya” sendiri. Dalam keadaan normal dan faktor lingkungan mendukung, pemijahan secara alami dapat berlangsung pada malam hari (malam pertama) atau paling lama 3 hari setelah induk dilepaskan ke dalam kolam pemijahan. Pemijahan ikan ditandai dengan adanya suara riuh dan gemericik air akibat pasangan yang berpijah, saling berkejaran dan berlompatan saat pelepasan telur dan sperma.

Pada pagi hari setelah induk berpijah, kakaban telah berisi telur dan selanjutnya dapat dipindahkan dengan cara diangkat ke kolam (bak penetasan) telur. Selanjutnya, air dibuang dan induk yang telah memijah ditangkap, kemudian ditampung dan dipelihara kembali dalam kolam perawatan induk. Tujuan pemindahan kakaban dan telur ikan hasil pemijahan dalam sistem pemijahan ikan secara alami adalah agar telur-telur yang dihasilkan dari pemijahan tidak dimakan oleh induk yang lapar. Sedangkan tujuan dari perawatan induk adalah untuk memulihkan kesehatan sekaligus memacu perkembangan telur (gunada) untuk dipijahkan kembali dengan cara yang sama pada periode berikutnya.

Pengelolaan Air
Pada kegiatan pemijahan ikan nila sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang digunakan sebagai media pemijahan. Ikan nila cenderung lebih aktif berpijah pada kolam-kolam yang airnya segar dan mengalir pelan. Oleh karena itu, pada pemijahan ikan nila diperlukan air bersih dan segar yang dialirkan beberapa jam menjelang pelepasan induk.

Kecepatan aliran air perlu diatur agar tidak menimbulkan pengadukan (turbulensi) dan erosi pada permukaan dasar dan pelataran kolam serta lereng pematang. Kedalaman air pada kolam pemijahan ikan nila merah dapat diatur pada kisaran 30 cm – 50 cm. Posisi tersebut dapat dipertahankan sampai proses pemijahan selesai. Untuk memudahkan pengaturan atau pengelolaan kedalaman air, maka pintu pengeluaran air dapat dibuat dari pipa paralon dengan model pipa putar atau pipa permanen model monik. Pada pintu air dari paralon, kedalaman air dalam kolam dapat diatur dengan memutar pintu air pada posisi kemiringan yang diinginkan, sedangkan pada pintu monik dilakukan dengan memasang atau membongkar papan sekat penutup.

Cara%20Panen%20Larva%20ikan%20Nila.jpg

Gambar 6. Cara Panen Larva ikan Nila

Panen yang dilakukan secara tidak tepat dapat mengakibatkan tingginyakematian larva/benih ikan. Persiapan panen yang harus dilakukan meliputi:

Sebelum panen air dalam kolam disurutkan terlebih dahulu, agar larva tidak stress saat akan diambil dengan menggunakan seser halus/serok

Alat panen yang harus disiapkan diantaranya adalah seser halus/serok, gayung, ember/baskom, plastik packing, karet gelang dan tabung oksigen.

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, sore hari atau malam hari untuk menghindari terjadinya fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan menyebabkan larva/benih ikan stress.

Penanganan Hasil Panen
Benih/larva ikan nila yang baru dipanen dapat langsung dijual dan dapat pula dimasukkan dalam wadah pendederan hingga mencapai ukuran 5 – 8 cm atau siap tebar pada kolam pembesaran sehingga harga jualnyapun akan lebih tinggi dibanding ukuran 1 - 3 cm. Beberapa kegiatan penanganan hasil panen benih/larva ikan nila meliputi seleksi, greeding, Penghitungan, pengepakan/packing dan pengangkutan.

Seleksi
Penyeleksian benih ikan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan panen. Benih ikan dari kolam pemijahan/penetasan telur diseleksi berdasarkan tingkat kelincahannya bergerak/pergerakannya sehingga dapat diketahui lebih awal antara larva ikan yang sehat dan tidak sehat atau sakit.

Ikan yang telah diseleksi selanjutnya ditampung dalam satu wadah yang telah disiapkan, sebagai wadah pemeliharaan sementara sampai dapat dimasukkan ke wadah pendederan atau dijual dengan ukuran larva 1 – 3 cm.

Greeding
Greeding adalah memisahkan larva/benih ikan berdasarkan ukuran panjang dan beratnya. Dengan melakukan greeding kita dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dari larva sebelum ditebar pada wadah pendederan atau wadah pembesaran.
Saat larva/benih ikan di greeding harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk menghindari terjadinya strees dan kematian pada larva, hal tersebut disebabkan karena ukuran larva masih sangat kecil dan rentang dengan goncangan sekecil apapun.


Penghitungan
Untuk penghitungan jumlah benih/larva yang akan dijual dengan ukuran 1 - 3 cm dilakukan dengan cara samplingan yaitu larva/benih diambil dengan menggunakan sendok takar kemudian larva/benih yang ada dalam sendok takar tersebut dihitung jumlah keseluruhannya dan jumlah yang diperoleh tersebut dijadikan patokan untuk pengambilan selanjutnya.

Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan kita dalam penghitungan selain itu ukuran larva/benih juga masih sangat kecil dan riskan dengan goncangan.

4. Pengepakan/Packing

Packing atau pengepakan dilakukan dengan cara larva yang telah dihitung dimasukkan ke dalam kantong packing yang telah diisi air, kemudian diberi oksigen dan diikat dengan menggunakan karet gelang. Kepadatan larva dalam kantong disesuaikan dengan ukuran kantong benih, jarak pengangkutan dan lamanya pengangkutan tersebut untuk menghindari terjadinya kematian pada larva saat pengangkutan.
packing%20benih%20larva%20ikan.jpg

Gambar 7. Cara packing benih/larva ikan nila

Pengangkutan
Benih/larva ikan yang telah dipacking selanjutnya dapat diangkut sesuai tujuan pembeli/konsumen. Untuk pengangkutan jarak jauh perlu ditambahkan pecahan es batu pada bagian luar kantong agar suhu air dalam kantong tetap stabil dan tidak menimbulkan terjadinya stres pada larva yang akan diangkut.

Pemasaran
Benih/larva ikan nila merah dapat dijual lokal dan luar daerah tergantung dari permintaan pasar. Untuk penjualan benih ikan nila di Balai Benih Ikan  yaitu kebanyakan dari wilayah Kabupaten Kediri dan kebanyakan pembeli/konsumen yang langsung datang ke BBI untuk membeli benih ikan nila merah.

Larva atau benih ikan nila hasil pemijahan yang tidak terjual pada saat masih fase larva (ukuran 1 – 3 cm) dapat dimasukkan ke wadah pendederan atau ke wadah pembesaran yang ada di lokasi BBI, sehingga dapat dipelihara hingga ukuran konsumsi dan harga jualnyapun akan lebih tinggi dibanding dengan ukuran larva/benih.

1 komentar: